https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/SPECTRUM/issue/feed SPECTRUM: Journal of Gender and Children Studies 2025-06-16T02:30:01+00:00 Nur Alfiyani lp2m@iain-manado.ac.id Open Journal Systems <table class="data" style="margin-top: -760px;" width="100%" bgcolor="#f0f0f0"> <tbody> <tr valign="top"> <td width="20%">Journal title</td> <td width="80%"><em><strong>SPECTRUM: Journal of Gender and Children Studies</strong></em></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Initials</td> <td width="80%"><strong>SPECTRUM</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Frequency</td> <td width="80%"><strong>2 issues per year</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">DOI</td> <td width="80%"><strong>prefix&nbsp;10.30984</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Online ISSN</td> <td width="80%"><strong>2828-0245<br></strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Print ISSN</td> <td width="80%"><strong>XXXX-XXXX</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Editor-in-chief</td> <td width="80%"><strong>Nur Alfiyani</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Publisher</td> <td width="80%">The Center for Gender and Children Studies, the Institute for Research and Communing Service, State Islamic Institute of Manado (IAIN) Manado, Indonesia</td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">&nbsp;</td> <td width="80%">&nbsp;</td> </tr> </tbody> </table> <p>&nbsp;</p> <p style="margin-top: -50px; text-align: justify;"><em><strong>SPECTRUM: Journal of Gender and Children Studies</strong></em>, is a peer-reviewed journal published twice a year in June and December by the Center for Gender and Children Studies, the Institute for Research and Communing Service, State Islamic Institute of Manado (IAIN) Manado, Indonesia.</p> <p style="text-align: justify;"><em><strong>SPECTRUM: Journal of Gender and Children Studies</strong></em> is a Communication Media between gender and children (Gender in Religious Perspective; Gender Equality; Gender-Based Privileges; Gender Construct on Gender and Family; The Role of Educational Institution on Gender Socialization).&nbsp;<em><strong>SPECTRUM: Journal of Gender and Children Studies</strong></em> invites enthusiasts and experts in gender and children to write or disseminate research results relating to Gender in Religious Perspective; Gender Equality; Gender-Based Privileges; Gender Construct on Gender and Family; The Role of Educational Institution on Gender Socialization</p> <p style="text-align: justify;">Please read and understand the author's guidelines thoroughly. The author who submits a manuscript to the editors of <strong><em>SPECTRUM: Journal of Gender and Children Studies </em></strong>must follow the author's guidelines. If the submitted manuscript does not follow the guidelines or uses a different format, it will be rejected by the editorial team before it is reviewed. The editorial team will only accept a manuscript that meets the specified format requirements.</p> <p style="text-align: justify;">The articles published in&nbsp;<em><strong>SPECTRUM: Journal of Gender and Children Studies</strong></em> have been double-blind-reviewed by peer reviewers. The decision on whether the scientific article is accepted or not in this journal will be the Editorial Board’s right based on the peer reviewer's recommendation.</p> <p style="text-align: justify;">The journal registered in the Cross</p> https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/SPECTRUM/article/view/1199 Analisa Gender pada Ayat-Ayat Al-Qur’an yang Mengisyaratkan Isti’faf 2025-06-15T04:35:49+00:00 Novi Nur Sholihat 2230070030@student.uinsgd.ac.id Syifa Nursaufa syifanursaufa21@gmail.com Eni Zulaiha enizulaiha@uinsgd.ac.id <p>Penafsiran mufassir klasik yang bias gender tidak sedikit cenderung lebih menekan kepada satu gender saja. Seperti pada penafsiran terhadap ayat-ayat yang mengisyaratkan <em>isti’faf</em>. Mufassir bias gender menafsirkan <em>isti’faf </em>hanya bagi siapa saja yang belum mampu menikah untuk menjaga kesucian diri dari perkara-perkara yang haram saja. Karena dalam kenyataannya zina bisa terjadi kepada seseorang yang sudah dalam relasi perkawinan, dan bagi yang sudah menikah pun tetap diperintahkan untuk <em>isti’faf. </em>Tujuan penelitian ini mengungkap bagaimana dalam pandangan ulama tafsir bias gender dan pandangan ulama tafsir adil gender. Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data studi pustaka (library research). Adapun hasil dan pembahasan pada penelitian ini adalah pada penafsiran tafsir bias gender yang mengisyaratkan <em>isti’faf </em>ini cenderung lebih menekan kepada perempuan, yang mana dalam menjaga aurat dan perilaku mereka. Dan memaknai <em>isti’faf </em>dengan bagi siapa saja yang belum mampu menikah untuk menjaga kesucian diri dari perkara-perkara yang haram saja. Namun, mufassir adil gender yang penulis merujuknya kepada Faqihuddin Abdul Kodir, ia menjelaskan bahwa yang seharusnya menjaga pandangan dan menjaga kemaluan itu laki-laki dan perempuan. Dan <em>isti’faf </em>itu tidak hanya diartikan menghindari zina, karena zina juga tetap bisa terjadi pada saat seseorang sudah dalam relasi perkawinan, dimana yang sudah menikah juga tetap diperintahkan untuk<em> isti’faf. Isti’faf </em>menurut Faqihuddin mengenai relasi akhlak terpuji (<em>mahmudah</em>) dan menjauhi akhlak yang tercela (<em>madzmumah</em>). Pendapat adil gender mencerminkan semangat <em>tauhidullah dan </em>menjadi salah satu tujuan dari <em>maqshid syari’ah, </em>yakni <em>hifz an-Nasl.</em></p> 2025-06-15T01:53:43+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/SPECTRUM/article/view/1236 Dinamika Emosi dan Strategi Koping Penyintas Pelecehan Siber di Era Digital 2025-06-15T04:35:49+00:00 Zulfa Rofi'ah zulfaibr07@gmail.com Sariatul Fikri sariatulfikri925@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika emosi dan strategi koping yang digunakan oleh seorang penyintas pelecehan siber akibat intimidasi dari mantan pasangan melalui akun-akun palsu di media sosial. Menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif dengan wawancara mendalam, penelitian ini menggali pengalaman korban terkait perasaan, reaksi emosional, dan metode koping yang diterapkan untuk mengatasi tekanan psikologis yang dialaminya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban mengalami berbagai dampak emosional, seperti kecemasan, rasa malu, dan ketidakberdayaan, yang memengaruhi kesejahteraan psikologisnya. Strategi koping yang digunakan korban mencakup pendekatan berfokus pada emosi, seperti membatasi penggunaan media sosial, serta pendekatan berfokus pada masalah, termasuk upaya pelaporan pada platform dan pihak berwenang. Penelitian ini menyoroti pentingnya dukungan sosial dan respon hukum yang cepat untuk mengurangi dampak psikologis pada penyintas pelecehan siber.</p> 2025-06-15T02:06:54+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/SPECTRUM/article/view/1371 Cyber Sexual Harassment sebagai Bentuk Kekerasan Simbolik Gender di Media Sosial 2025-06-15T04:35:49+00:00 Deskia Firsatara Shalihat deskiafirsatara@gmail.com Abil Al Husain alhusainabil@gmail.com Kriswandi Sinaga kriswandisinaga@gmail.com Aulia Kasih auliakasih9597@gmail.com <p>Perkembangan teknologi digital telah menciptakan ruang sosial baru melalui media sosial, namun juga membuka celah bagi bentuk kekerasan berbasis gender yang semakin kompleks, salah satunya adalah <em>cyber sexual harassment</em>. Studi ini bertujuan untuk menguraikan <em>cyber sexual</em> harassment sebagai bentuk kekerasan simbolik berbasis gender dengan menggunakan pendekatan sosiologi dan metode studi literatur. Hasil kajian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk pelecehan seksual di dunia maya tidak hanya berdampak psikologis terhadap korban, tetapi juga melegitimasi struktur dominasi laki-laki atas perempuan melalui simbol, bahasa, dan norma yang dianggap wajar dalam interaksi digital. Fenomena ini mencerminkan kuatnya budaya patriarki yang tereproduksi di media sosial melalui komentar seksis, objektifikasi tubuh perempuan, dan normalisasi pelecehan sebagai hiburan atau candaan. Studi ini menekankan pentingnya pemahaman interdisipliner dan pendekatan holistik untuk membongkar dan mengatasi bentuk kekerasan simbolik ini secara sistemik, baik melalui edukasi, regulasi, maupun perubahan budaya digital.</p> 2025-06-15T02:10:44+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/SPECTRUM/article/view/1380 Feminisme Islam: Pembaharuan Pemikiran tentang Gender dalam Perspektif Ajaran Al-Qur'an 2025-06-15T04:35:49+00:00 Syahru Rohmatallah 242631103.syahrulrohmatallah@uinbanten.ac.id Ahmad Royani 242631109.ahmadroyani@uinbanten.ac.id Sholahuddin Al Ayubi sholahuddin.alayubi@uinbanten.ac.id Andi Rosa andi.rosa@uinbanten.ac.id <p>Feminisme Islam merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk memahami dan menginterpretasikan kembali ajaran-ajaran dalam Islam mengenai isu-isu gender, dengan fokus pada kesetaraan dan keadilan. Pembaharuan pemikiran tentang gender dalam perspektif ajaran Al-Qur'an bertujuan untuk menyingkap makna hakiki dari teks-teks suci yang seringkali diinterpretasikan secara patriarkal. Dalam konteks ini, Al-Qur'an dihadirkan sebagai sumber yang dapat memfasilitasi pemahaman lebih mendalam terkait posisi perempuan dalam Islam, yang tidak hanya terbatas pada aspek sosial dan hukum, tetapi juga spiritual. Melalui pendekatan tafsir kontekstual dan historis, pemikiran feminisme Islam berusaha untuk mengurai konsep kesetaraan gender dengan menekankan pada hak dan kewajiban yang adil, serta menyoroti kontribusi perempuan dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Pembaharuan ini memberikan peluang untuk meredefinisi peran perempuan dalam masyarakat Muslim, menjadikan Al-Qur'an sebagai sumber yang tidak hanya relevan, tetapi juga progresif dalam menghadapi tantangan zaman. Sehingga, gerakan feminisme Islam berupaya menghapuskan ketidakadilan berbasis gender yang masih berlangsung, sembari menegaskan bahwa Islam sebagai agama rahmatan lil-‘alamin, membawa pesan kesetaraan bagi seluruh umat manusia, baik pria maupun wanita.</p> 2025-06-15T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/SPECTRUM/article/view/1400 Mengatasi Ketimpangan Gender dengan Keterlibatan Ayah di Budaya Patriarkis Indonesia 2025-06-15T04:35:50+00:00 Gazlina Nur Purnamasari gazlina13@upi.edu <p>Budaya patriarki yang telah mengakar kuat dalam masyarakat Indonesia menjadi salah satu faktor utama yang menghambat terwujudnya kesetaraan gender. Ketimpangan peran antara laki-laki dan perempuan masih tampak jelas, terutama dalam ranah domestik dan pengambilan keputusan dalam keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hambatan utama dalam proses transformasi budaya patriarki menuju budaya yang lebih egaliter, serta mengeksplorasi bagaimana keterlibatan ayah dalam keluarga dapat menjadi strategi efektif untuk mendukung kesetaraan gender. Metodologi yang digunakan adalah kajian literatur dengan pendekatan kualitatif deskriptif, berdasarkan data sekunder dari berbagai sumber ilmiah seperti jurnal, buku, dan laporan penelitian yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa hambatan utama terletak pada norma sosial dan budaya, stereotip gender, diskriminasi struktural, serta keterbatasan akses terhadap pendidikan bagi perempuan. Di sisi lain, keterlibatan ayah dalam pengasuhan, pendidikan anak, dan pengambilan keputusan rumah tangga berperan penting dalam membentuk lingkungan keluarga yang lebih setara. Ditekankan bahwa peran ayah dapat menjadi katalis perubahan sosial apabila didukung oleh pendidikan, kampanye kesadaran publik, kebijakan pemerintah, serta kolaborasi dengan tokoh masyarakat. Kesimpulan dari kajian ini adalah bahwa transformasi budaya patriarki membutuhkan pendekatan kolektif dan berkelanjutan, dan bahwa ayah memiliki peran strategis sebagai agen perubahan. Rekomendasi mencakup penyusunan kebijakan inklusif, penguatan program pendidikan gender, dan sosialisasi peran ayah yang egaliter dalam masyarakat.</p> 2025-06-15T02:35:39+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/SPECTRUM/article/view/1395 Child Sexual Abuse from a Neurocriminological Perspective: A Multidisciplinary Analysis 2025-06-15T04:35:50+00:00 Isyana Kurniasari Konoras kurniasariisyana@gmail.com <p>Child sexual abuse (CSA) is a grave criminal offense that profoundly impacts the victims' psychological, physical, and social well-being. While conventional criminological approaches have focused on sociological and psychological determinants, neurocriminology offers a new dimension by exploring neurological and biological correlates of deviant behavior. This paper aims to analyze CSA through the lens of neurocriminology, particularly the neural dysfunctions and brain abnormalities frequently observed in perpetrators. Using a qualitative literature review, this study synthesizes findings from neuroimaging and neuroscientific research. Evidence suggests that abnormalities in the prefrontal cortex, amygdala, and limbic system are significantly correlated with impaired impulse control, emotional regulation, and deviant sexual behavior. These findings emphasize the need for interdisciplinary frameworks in addressing CSA—combining legal, neurological, and psychological strategies to enhance both prevention and rehabilitation. The paper concludes with recommendations for justice systems to consider neuroscientific insights when handling CSA cases.</p> 2025-06-15T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/SPECTRUM/article/view/1421 Analisis Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga Cut Intan Nabila dalam Perspektif Feminis 2025-06-16T02:30:01+00:00 Tiara Ambarwani Puteri tiaraambarwani.2022@student.uny.ac.id Adinda Amanatus Sholihah adindaamanatus.2022@student.uny.ac.id Rusyda Nasyita Rahman rnasyita@uny.ac.id Primanisa Inayati Azizah primanisainayatiazizah@uny.ac.id <p>Studi ini mengkaji kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami oleh Cut Intan Nabila dengan pendekatan feminis. Kasus ini menggambarkan interaksi kekuasaan dalam keluarga yang dipenuhi dengan ketidaksetaraan gender dan pengaruh patriarki. Selama lima tahun berumah tangga, Cut Intan mengalami sejumlah tindakan kekerasan, baik fisik maupun psikologis, yang dilakukan oleh suaminya. Hal ini kemudian diketahui publik melalui rekaman video CCTV yang tersebar luas di media sosial. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif yang menggunakan pendekatan studi kasus, dan melakukan analisis kualitatif dengan sudut pandang feminis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen-elemen seperti budaya patriarki, ketergantungan ekonomi, dan rendahnya diferensiasi diri memiliki peran signifikan dalam memperburuk kekerasan yang dialami oleh korban. Penelitian ini menekankan pentingnya pendekatan sistemik dan kesadaran kritis terhadap struktur kekuasaan untuk menangani KDRT dengan cara yang efektif.</p> <p>&nbsp;</p> 2025-06-16T02:30:00+00:00 ##submission.copyrightStatement##