Historia Islamica: Journal of Islamic History and Civilization https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/historia <p>Journal InformationJournal InformationJournal Title Historia Islamica: Journal of Islamic History and Civilazation<br>Language Indonesian (preferred); English&nbsp;<br>ISSN</p> <p>Publication Frequency 2 issues per year (Juni and December)<br>Management Style Open Access</p> <p>Editor in Chief Rusdiyanto Penerbit Program Studi Sejarah Peradaban Islam,Institut Agama Islam Negeri Manado, Sulawesi Utara - IndonesiaJl. Dr. S.H. Sarundajang, Kawasan Ringrood I, Malendeng ManadoSulawesi Utara, IndonesiaPhone: 0431860616Fax: 0431850774 Kode Pos 95128</p> en-US historia.islamica@iain-manado.ac.id (Rudiyanto) imamadab@gmail.com (Imam Mash'ud) Wed, 02 Jul 2025 00:00:00 +0000 OJS 3.1.1.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN MAMBA'UL HIKAM DI BLITAR 1952-2004 https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/historia/article/view/1346 <p>Penelitian ini membahas tentang Perkembangan Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam di Blitar 1952-2004. Terdapat dua rumusan masalah dalam penelitian ini pertama, bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam di Blitar pada tahun 1952-2004. Kedua, bagaimana dampak Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam bagi masyarakat Desa Slemanan. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai bentuk deskripsi untuk mengetahui perkembangan dan dampak dari adanya Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam bagi masyarakat Desa Slemanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Hasil dari penelitian ini diantaranya: <em>pertama,</em> Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam mengalami dua perkembangan yaitu perkembangan jumlah santri dan perkembangan dalam bidang pendidikan. <em>Kedua,</em> adanya Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam sangat berpengaruh bagi masyarakat Desa Slemanan yang berdampak pada bidang sosial, agama dan ekonomi.</p> Sabilah Nailatul Muna, Rizal Zamzami ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/historia/article/view/1346 Wed, 02 Jul 2025 00:00:00 +0000 TERPECAHNYA NII (NEGARA ISLAM INDONESIA) DI INDONESIA 1971-1992 M (GEJOLAK ANTARA KELOMPOK PURITANIS & TRADISIONALIS) https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/historia/article/view/703 <p>Penelitian ini mendiskusikan tentang konflik yang terjadi antara Islam puritanis dan tradisionalis dalam Negara Islam Indonesia (NII) pada tahun 1971 hingga 1992. Dalam penelitian ini jelas bahwa permasalahan keagamaan menjadi masalah ketika masuknya paham salafi dalam internal NII. Ada dua hal yang menjadi tanda masuknya paham salafi di NII. Pertama, perumusan tauhid RMU yang dirancang oleh Aceng Kurnia. Tauhid ini banyak mengambil pendapat dari tokoh puritan timur tengah seperti Abu Ala Maududi dan Sayyid Qutb. Kedua, masuknya Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir ke dalam NII tahun 1972. Keduanya memiliki pemahaman puritanis berhasil menghimpun pengikut ke dalam NII. Konflik dimulai saat Abdullah Sungkar mengkritik Imam NII Ajengan Masduki telah melakukan TBC (<em>Takhayul, Bid’ah, dan Khurafat</em>) karena pemahaman agamanya dan mengikuti tarekat. Konflik pribadi antara keduanya berubah menjadi konflik kelompok dalam NII. Peristiwa itu menyebabkan perpecahan antara kelompok Ajengan Masduki dan kelompok Abdullah Sungkar. Abdullah Sungkar dan pengikutnya menyatakan keluar dari NII pada tahun 1993. Penelitian ini menunjukan adanya konflik yang terjadi karena pemahaman yang berbeda dalam sejarah radikalisme Islam Indonesia.</p> M Aziz Mukti ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/historia/article/view/703 Wed, 02 Jul 2025 00:00:00 +0000 KAJIAN FOLKLORE: MAKNA DAN SIMBOL PRABU SILIWANGI BERTAPA DAN MENYUCIKAN DIRI SEBELUM MASUK ISLAM DI MATA AIR CITARUM https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/historia/article/view/1249 <p><br>Abstract: <br>Folklore is a discipline, which stands alone in Indonesia, which has not been developed for long. Folklore is part of a collective culture, which is spread and passed down from generation to generation. To be able to distinguish it from culture. History is an empirical science. The consequence is that every historical statement must be based on a reliable source (fact). There is no historical source, no historical source then there is no history. This is what distinguishes history from fairy tales. Storytelling is a product of fictional imagination. In fairy tales, there is no claim that the story is told based on empirical facts or not, whether it really happened or not. Through Patilasan Dipatiukur and Prabu Siliwangi we can reflect on the struggle and courage that shaped the history of this nation. The traces of Dipatiukur and Prabu Siliwangi carved in every stone and puddle of water in this place remind us of the importance of respecting and studying valuable historical heritage.<br>Keywords: Pajajaran Kingdom, Spread of Religion, Islam, Sundanese History</p> <p>Abstrak:<br>Folklor merupakan suatu disiplin, yang berdiri sendiri di Indonesia, yang belum lama dikembangkan. Folklore merupakan sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun temurun. Untuk dapat membedakan dengan kebudayaan. Sejarah merupakan ilmu empiris. Konsekuensinya adalah setiap pernyataan sejarah harus didasarkan pada sumber (fakta) yang dapat diandalkan. Tidak ada sumber sejarah, tidak ada sumber sejarah maka tidak ada sejarah. Inilah yang membedakan sejarah dari dongeng. Bercerita merupakan produk imajinasi fiktif. Dalam dongeng, tidak ada klaim bahwa cerita tersebut diceritakan berdasarkan fakta empiris atau tidak, benar-benar suatu kejadian atau tidak. Melalui Patilasan Dipatiukur dan Prabu Siliwangi kita dapat merenungi perjuangan dan keberanian yang membentuk sejarah bangsa ini. Jejak Dipatiukur dan Prabu Siliwangi yang terukir dalam setiap batu dan genangan air di tempat ini mengingatkan kita akan pentingnya menghormati dan mempelajari warisan sejarah yang berharga <br>Keywords: Kerajaan Pajajaran, Penyebaran Agama, Sejarah Sunda, Folklor</p> Yan Nurcahya, Usman Supendi ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/historia/article/view/1249 Wed, 02 Jul 2025 00:00:00 +0000 AKULTURASI BUDAYA TIONGHOA DAN ISLAM DALAM MASJID PACINAN TINGGI https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/historia/article/view/1469 <p>Masjid Pacinan di Banten merupakan salah satu masjid tertua yang dibangun pada tahun 1552 dan merepresentasikan akulturasi budaya antara Islam dan Tionghoa. Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai sosok pendirinya, beberapa sumber menyebutkan Sunan Ampel dan Sunan Gunung Jati sebagai tokoh penting dalam sejarah pembangunannya. Masjid ini dulunya terletak di kawasan permukiman Tionghoa Muslim dan menjadi pusat kegiatan keagamaan, bahkan pernah digunakan oleh Sultan Hasanuddin untuk salat Jumat sebelum mendirikan Masjid Agung Banten. Nilai historis dan budaya masjid ini tercermin dari arsitektur khas serta keberadaan dua makam yang menunjukkan keragaman identitas Muslim pada masa itu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka dan observasi lapangan untuk menggali nilai-nilai sejarah, budaya, dan simbol toleransi yang melekat pada Masjid Pacinan. Data diperoleh melalui analisis dokumen sejarah, literatur terkait, dan pengamatan kondisi fisik situs. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masjid Pacinan memiliki makna penting sebagai simbol integrasi budaya dan toleransi umat beragama. Pelestarian masjid ini menjadi upaya strategis dalam menjaga warisan sejarah, memperkuat keberagaman, serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya hidup berdampingan secara harmonis dalam masyarakat multikultural.</p> Amaira Azizah, Ade Darwin, Wilda Salsabila, Shelfva Agesti, Ade Darwin, Abd Rahman Hamid, Agus Mahfudin Setiawan ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/historia/article/view/1469 Wed, 02 Jul 2025 00:00:00 +0000 PERAN K.H. ZEN MASRUR DALAM SISTEM PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN AL KAMAL BLITAR 1969– 1999 https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/historia/article/view/1144 <p><strong><em>ABSTRACT-</em></strong><em>This research This research describes the role of K.H. Zen Masrur in the education system at the Al Kamal Islamic Boarding School 1969-1999. Kiai Zen Masrur is one of the PPTA kiai and caregivers involved in the development of PPTA. Kiai Zen Masrur's role is not only to teach at Islamic boarding schools and formal schools, but also to be a community figure who is willing to consider input from the Kunir Village community. The aim of this research is First, to find out the learning system at the Al Kamal Integrated Islamic Boarding School from what was initially sorogan and bandungan to become pure salafi and then changed to integrated. Second, to find out the biography and contributions of Kiai Zen Masrur when he took part in the education system at the Al Kamal Integrated Islamic Boarding School. Apart from teaching, Kiai Zen Masrur is also a community figure in Kunir Village. The method used in this research uses a historical research method which consists of four stages, namely heuristics (data collection), verification (source criticism), interpretation (interpretation of data), and finally historiography (writing history). The results of this research show that Kiai Zen Masrur has the following roles: First, in education at the Al Kamal Integrated Islamic Boarding School as a caregiver and teaching Islamic religious knowledge. Second, play a role in teaching at the formal school belonging to the Al Kamal Integrated Islamic Boarding School. Third, play a role in the socio-religious field, such as carrying out da'wah and accommodating aspirations or suggestions from the people of Kunir Village.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Al Kamal, Kiai Zen Masrur, Education, Integrated.</em></p> Sitbri Gurung ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/historia/article/view/1144 Thu, 03 Jul 2025 00:00:00 +0000 INTERVENSI ORGANISASI KERJA SAMA ISLAM (OKI) DALAM MERESPONS KONFLIK DAN PEMBANTAIAN MUSLIM DI BOSNIA (1992-1995) https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/historia/article/view/1529 <p><strong>Abstrak-</strong> Konflik Bosnia (1992-1995) merupakan salah satu tragedi kemanusiaan terkejam di Eropa pasca-Perang Dunia II, yang menewaskan puluhan ribu muslim Bosnia. Pecahnya perang saudara di kawasan Balkan ini dipicu oleh runtuhnya Yugoslavia pada awal 1990-an. Di antara berbagai organisasi multilateral yang merespons konflik tersebut, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) turut mengambil peran melalui intervensi diplomatik, politik, dan kemanusiaan. Sebagian besar kajian akademik cenderung lebih menyoroti peran institusi seperti PBB dan NATO, sementara kontribusi dari dunia Islam seperti OKI, masih minim dikaji secara historis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejarah intervensi OKI dalam merespons krisis Bosnia dan dampaknya terhadap umat Islam. Metode yang digunakan adalah historical research method (mencakup heuristik, kritik, interpfretasi, dan historiografi), dengan melakukan pencarian dan kemudian analisis terhadap dokumen resmi OKI, laporan internasional, dan kajian literatur akademik. Menggunakan pendekatan literature review (tinjauan pustaka) dengan teori konstruktivisme (peran ide, norma, identitas, dan persepsi) hubungan internasional, yang menekankan peran identitas agama dan solidaritas antarnegara muslim (yang dibentuk oleh norma Islam) memengaruhi sikap OKI terhadap konflik tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa OKI berperan aktif dalam mendorong resolusi internasional, menggalang bantuan kemanusiaan, dan membangun solidaritas antarnegara anggota. Meskipun demikian, efektivitas intervensi OKI terhambat oleh keterbatasan struktur organisasi, perbedaan internal, dan dominasi aktor-aktor Barat dalam penyelesaian konflik. Temuan ini dapat dibuktikan melalui analisis sumber primer, serta rekonstruksi kronologis sejarah intervensi OKI terhadap krisis Bosnia pada periode tersebut.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><em>OKI, Konflik Bosnia, Muslim, Intervensi internasional.</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>Abstract</em></strong><strong>-</strong> <em>The Bosnian conflict (1992–1995) was one of the most brutal humanitarian tragedies in Europe after World War II, resulting in the deaths of tens of thousands of Bosnian Muslims. The outbreak of civil war in the Balkans was triggered by the collapse of Yugoslavia in the early 1990s. Among the various multilateral organizations that responded to the conflict, the Organization of Islamic Cooperation (OIC) played a role through diplomatic, political, and humanitarian interventions. Most academic studies tend to focus on the roles of institutions such as the United Nations and NATO, while the contributions of the Islamic world (particularly the OIC) remain underexplored from a historical perspective. This study aims to examine the history of the OIC's interventions in response to the Bosnian crisis and its impact on the Muslim community. The method employed is historical research, encompassing heuristics, source criticism, interpretation, and historiography, by collecting and analyzing official OIC documents, international reports, and academic literature. It also adopts a literature review approach within the framework of constructivist international relations theory, which emphasizes the role of ideas, norms, identities, and perceptions (particularly religious identity and solidarity among Muslim-majority countries shaped by Islamic norms) in influencing the OIC’s stance toward the conflict. The findings indicate that the OIC actively promoted international resolutions, mobilized humanitarian aid, and fostered solidarity among member states. Nevertheless, the effectiveness of the OIC’s intervention was hindered by organizational limitations, internal divisions, and the dominance of Western actors in the conflict resolution process. These findings are supported by primary source analysis and a chronological reconstruction of the OIC’s historical interventions during the period of the Bosnian crisis.</em></p> <p><strong>Keywords: </strong><em>OIC, Bosnian conflict, Muslims, International interventions.</em></p> Zaahidah Aufaa Ahdillah, Djojo Sukardjo Sudana ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.iain-manado.ac.id/index.php/historia/article/view/1529 Tue, 22 Jul 2025 00:00:00 +0000