TERPECAHNYA NII (NEGARA ISLAM INDONESIA) DI INDONESIA 1971-1992 M (GEJOLAK ANTARA KELOMPOK PURITANIS & TRADISIONALIS)

  • M Aziz Mukti STAI Alif Lam Mim Surabaya
Keywords: NII, Islam tradisionalis, Islam puritanis.

Abstract

Penelitian ini mendiskusikan tentang konflik yang terjadi antara Islam puritanis dan tradisionalis dalam Negara Islam Indonesia (NII) pada tahun 1971 hingga 1992. Dalam penelitian ini jelas bahwa permasalahan keagamaan menjadi masalah ketika masuknya paham salafi dalam internal NII. Ada dua hal yang menjadi tanda masuknya paham salafi di NII. Pertama, perumusan tauhid RMU yang dirancang oleh Aceng Kurnia. Tauhid ini banyak mengambil pendapat dari tokoh puritan timur tengah seperti Abu Ala Maududi dan Sayyid Qutb. Kedua, masuknya Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir ke dalam NII tahun 1972. Keduanya memiliki pemahaman puritanis berhasil menghimpun pengikut ke dalam NII. Konflik dimulai saat Abdullah Sungkar mengkritik Imam NII Ajengan Masduki telah melakukan TBC (Takhayul, Bid’ah, dan Khurafat) karena pemahaman agamanya dan mengikuti tarekat. Konflik pribadi antara keduanya berubah menjadi konflik kelompok dalam NII. Peristiwa itu menyebabkan perpecahan antara kelompok Ajengan Masduki dan kelompok Abdullah Sungkar. Abdullah Sungkar dan pengikutnya menyatakan keluar dari NII pada tahun 1993. Penelitian ini menunjukan adanya konflik yang terjadi karena pemahaman yang berbeda dalam sejarah radikalisme Islam Indonesia.

Terpecahnya NII 1971-1992
Published
2025-07-02