Perempuan di antara Agama dan Budaya
Women between Religion and Culture
Abstract
Kemunculan nilai agama dan budaya sebagai bentuk pengaruh pada prilaku perempuan terkhusus terhadap pasangan atau suami mereka, namun hal tersebut tentunya didukung dengan adanya variabel lain seperti keluarga, pendidikan, lingkungan dan strata sosial sehingga menjadi nilai tambah dalam membangun karakter kepribadian perempuan. Dari hal tersebut penulis meninjau pada peradaban perempuan melalui prespektif sejarah keagamaan kemudian membangun pandangan dengan mengaitkan tinjauan Kitab Suci Al’Quran juga teori sosial tentang prilaku, sehingga dalam pemaknaan karakter perempuan pada konteks agama dan budaya lebih tergambar pada eksistensinya pendamping kaum adam.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi sejarah melakukan pengumpulan data melalui metode kajian pustaka, pencarian data dan informasi melalui dokumen tertulis juga dokumen tertulis elektronik yang dapat mendukung proses penulisan.Hasil Penelitian menujukkan Perempuan yang mendapatkan nilai dari proses kegamaan ataupun kebudayaan bukan karena hanya adanya dukungan pada lingkungan keluarga saja sehingga menjadikan nilai keimanannya menjadi baik, tetapi bagaimana perempuan tersebut mendapatan kesadaran iman dari potensi akal yang diberikan tuhan padanya. Keadaan lingkungan memang mengambil fungsi dalam memberikan pengaruh pada perempuan, dilihat dari lingkungan sosial masyarakat yang lebih kompleks ataupun lingkungan keluarga, dalam teori sosial, menurut Sartain dalam buku Dalyono, lingkungan sosial (social environment) adalah semua orang atau manusia lain yang memberikan. Pengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut kemudian dikelolah seseorang menjadi informasi dan secara bertahap akan menjadi karakter seseorang dalam berinteraksi ataupun bersikap karena dengan adanya gambaran informasi tersebut maka dapat menjadi hal positif maupun negatif tergantung bagaimana seseorang menyikapi dalam lingkungan sosial. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hadirnya nilai-nilai keagamaan justru tidak merendahkan derajat perempuan pada batasan-batasan yang diberikan oleh Allah SWT, tetapi dengan batasan tersebut justru mengangkat derajat perempuan pada sisi Tuhannya. Pada bentuk wakil Tuhan dengan mengikuti arahan suaminya atas perintah Allah SWT, selama hal tersebut tidak bertentangan dengan syariat agama. Bukan berarti perempuan menjadi dinomor duakan dalam penciptaan tetapi menetapkan fitrah dari fungsi perempuan sejak penciptaan awalnya, ketika Hawa menemani Adam.
Copyright (c) 2022 Hardiman Wirahman, Nur Alfiyani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.